!nsert News || Banyuwangi, Jawa Timur – Proyek normalisasi sungai di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, menuai sorotan tajam dari Aktivis Filsafat Logika Berpikir, Raden Teguh Firmansyah. Senin. 6/10/2025.
Kegiatan yang seharusnya bertujuan memperlancar aliran air dan mencegah banjir itu, kini diduga justru dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis terselubung. Pantauan di lapangan memperlihatkan antrean dam truck yang bergantian mengangkut hasil pengerukan sungai.
Sedimen yang semestinya ditimbun atau dimanfaatkan sesuai ketentuan teknis, diduga kuat dijual oleh pihak tertentu, termasuk kemungkinan adanya keterlibatan Dinas Pengairan setempat.
āApakah proyek normalisasi ini untuk memperlancar aliran sungai, atau justru memperlancar aliran keuntungan segelintir pihak?ā ujar Raden Teguh Firmansyah, Aktivis Filsafat Logika Berpikir.
Menurut Raden, tindakan tersebut jelas mencederai nilai-nilai moral dan semangat pembangunan yang berkeadilan.
āKetika lumpur sungai dijadikan komoditas, maka sesungguhnya moral para pelaksana proyek lebih kotor dari sedimen yang mereka gali,ā tegasnya.
Ia menegaskan bahwa proyek publik harus berpihak pada kemaslahatan rakyat, bukan dijadikan alat memperkaya diri atau kelompok. Raden pun mendesak aparat penegak hukum untuk menyelidiki dugaan penjualan sedimen hasil pengerukan sungai tersebut, agar kepercayaan publik terhadap proyek pemerintah tidak hancur.
āPembangunan tanpa moral hanya akan melahirkan peradaban lumpur, tampak bersih di permukaan, tapi busuk di dasar sungainya,ā ujarnya.
Sebagai penutup, Raden menyerukan kepada masyarakat untuk tetap kritis dan berani bersuara:
āRakyat tidak boleh diam. Sungai adalah nadi kehidupan, bukan sumber keuntungan bagi pejabat bermental lintah. Jika air bisa mencari jalan kebenaran, maka biarlah suara rakyat menjadi arus yang menggulung segala kebohongan.ā Pungkasnya.